Sistemkami menemukan 25 jawaban utk pertanyaan TTS faktor yang ikut mrnentukan perubahan. Kami mengumpulkan soal dan jawaban dari TTS (Teka Teki Silang) populer yang biasa muncul di koran Kompas, Jawa Pos, koran Tempo, dll. Kami memiliki database lebih dari 122 ribu.

Faktor pendorong perubahan sosial – Perubahan sosial adalah proses sosial dimana manusia melakukan perubahan yang mempengaruhi tatanan dan struktur lapisan masyarakat. Contoh perubahan sosial dapat kita jumpai di sekitar kita. Tentunya terdapat beberapa faktor penyebab sehingga masyarakat melakukan proses perubahan sosial, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Menurut ilmu sosiologi, pengertian perubahan sosial adalah suatu perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu lingkungan masyarakat yang dapat mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai, sikap-sikap sosial, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Ciri-ciri perubahan sosial adalah bersifat imitatif dan berkelanjutan serta memiliki hubungan kausalitas dan dapat menyebabkan disorganisasi sementara. Dalam ilmu sosiologi, terdapat 4 empat teori perubahan sosial yang dikemukakan oleh para peneliti, yakni teori evolusi, teori linear, teori siklus, dan teori konflik. Perubahan sosial tidak terjadi secara tiba-tiba dan tanpa tujuan. Terdapat beberapa faktor penyebab perubahan sosial sehingga dilakukan oleh masyarakat, baik faktor yang berasal dari dalam faktor internal maupun faktor yang berasal dari luar faktor eksternal. Berikut merupakan beberapa faktor pendorong terjadinya perubahan sosial di lingkungan masyarakat beserta penjelasannya lengkap, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor Internal Faktor internal merupakan faktor-faktor penyebab terjadinya perubahan sosial yang berasal dari dalam atau dari masyarakat itu sendiri. 1. Sistem Masyarakat Terbuka Faktor pendorong perubahan sosial yang pertama adalah sistem masyarakat terbuka, dimana kelompok masyarakat menerima budaya dan pengaruh luar untuk masuk. Semakin terbuka sistem lapisan masyarakat, maka semakin besar peluang untuk terjadinya perubahan sosial, dibanding kelompok masyarakat yang tertutup atau terisolasi. 2. Komposisi Penduduk Heterogen Suatu lingkungan dengan kondisi penduduk yang heterogen akan berpeluang lebih besar terjadi perubahan sosial. Perbedaan ras, suku, dan agama di lingkungan masyarakat membuat kemungkinan perubahan sosial terjadi lebih tinggi, meski bisa juga menyebabkan perubahan sosial yang negatif karena potensi terjadi konflik dan perselisihan. 3. Sistem Pendidikan Maju Sistem pendidikan yang lebih maju akan mendorong terjadinya perubahan sosial. Bertambahnya wawasan dan ilmu pengetahuan menyebabkan masyarakat lebih bisa berfikir secara lebih rasional dan obyektif terkait tantangan perubahan sosial yang dihadapi. 4. Sikap Menghargai Hasil Karya Orang Lain Adanya sikap menghargai hasil karya orang lain juga mendorong seseorang atau kelompok masyarakat untuk melakukan perubahan sosial untuk mendapat apresiasi. Hal ini akan mendorong terciptanya inovasi dan penemuan bagi kehidupan masyarakat secara luas. 5. Sikap Berorientasi ke Masa Depan Perubahan sosial juga dapat didorong adanya sikap berorientasi ke masa depan, yang membuat masyarakat lebih optimis dan menatap masa depan. Hal ini menyebabkan masyarakat terus berupaya melakukan perubahan agar menjadi lebih baik lagi ke depannya. 6. Ketidakpuasan Terhadap Bidang Tertentu Perubahan sosial dapat terjadi karena ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang tertentu, misalnya pada kesenjangan ekonomi atau minimnya pembangunan. Masyarakat yang kecewa kemudian melakukan perubahan sosial untuk memenuhi kebutuhan akibat ketidakpuasan tersebut, bisa juga dengan cara-cara demonstrasi atau bahkan revolusi. 7. Keinginan Manusia Untuk Lebih Baik Lagi Sudah menjadi kodrat manusia untuk terus melakukan perubahan agar menjadi lebih baik. Hal ini juga berkaitan untuk memudahkan kehidupan manusia serta memenuhi kebutuhannya. Karena itulah, manusia terus melakukan perubahan di berbagai bidang untuk kepentingannya. Faktor Eksternal Faktor eksternal merupakan faktor-faktor penyebab terjadinya perubahan sosial yang berasal dari luar yang tidak dapat dikehendaki dan direncanakan. 1. Adanya Kontak dengan Budaya Lain Terjadinya kontak dengan kebudayaan lain juga mampu mendorong terjadinya perubahan sosial. Hal ini disebut juga sebagai difusi, yakni suatu penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari seseorang kepada orang lain, dan dari satu masyarakat ke masyarakat lain. 2. Terjadi Bencana Alam Terjadinya bencana alam juga mendorong perubahan sosial, mulai dari mobilitas penduduk hingga perubahan gaya hidup. Bencana alam termasuk faktor eksternal pendorong perubahan sosial karena perisitwa ini tidak dapat diprediksi dan tidak dapat dikehendaki oleh manusia. 3. Terjadi Peperangan Faktor pendorong perubahan sosial yang terakhir adalah terjadinya peperangan. Adanya peperangan menyebabkan perubahan bagi masyarakat di berbagai bidang, mulai dari bidang ekonomi, pendidikan, politik, sosial, budaya, kesehatan, dan lain-lain. Nah itulah referensi 10+ faktor-faktor penyebab perubahan sosial beserta contoh dan penjelasan lengkapnya, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Ada banyak faktor dan hal-hal yang menyebabkan manusia terus melakukan perubahan untuk menjadi lebih baik lagi.

PenjelasanProduk Jual Obat Aborsi Penggugur Di Subang, Pemesanan Telpon / WA : 082322221935 Gratis Ongkir, Obat Aborsi Manjur Di Subang, Jual Obat Aborsi Cytotec COD Di Subang, T

Perubahan sosial masuk dalam mata pelajaran sosiologi. Materi ini membahas tentang perubahan masyarakat dalam sebuah kehidupan. Perubahan ini bisa berlangsung cepat atau lambat yang memberi pengaruh di lingkungan. Menurut Hawley, perubahan sosial adalah perubahan yang tidak terulang dari sistem sosial sebagai satu kesatuan. Para ahli sosiologi membagi klasifikasi masyarakat statis dan dinamis. Masyarakat statis adalah kelompok orang yang sedikit mengalami perubahan yang berjalan lambat. Sedangkan masyarakat dinamis merupakan sekelompok orang yang mengalami perubahan sangat cepat. Perubahan ini bisa berarti kemajuan dan kemunduran. Pengertian Perubahan Sosial Menurut Para Ahli Mengutip dari Modul Sosiologi kelas XII, perubahan sosial adalah suatu proses terjadinya perubahan dari struktur dan fungsi sistem sosial. Perubahan ini mencakup nilai-nilai sosial, pola perilaku, organisasi, kebiasaan, dan lainnya. Berikut pengertian perubahan sosial menurut para ahli William F. Ogburn Mengutip dari buku Sosiologi Memahami dan Mengkaji Masyarakat, perubahan sosial mencakup unsur kebudayaan, materi, dan immaterial yang memberikan pengaruh besar. Kingsley Davis Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada struktur dan fungsi masyarakat. Contohnya masyarakat kapitalis dan organisasi buruh. Gillin dan Gillin Perubahan sosial merupakan variasi dari cara hidup yang telah diterima. Penyebabnya karena perubahan kondisi geografi, kebudayaan materiil, penduduk, ideologi, dan penemuan baru dalam masyarakat. Samuel Koenig Perubahan sosial adalah modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia karena sebab intern dan ekstern. Selo Soemardjan Perubahan sosial adalah segala perubahan yang terjadi di lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat. Perubahan ini mempengaruhi sistem sosial, nilai, sikap, dan pola perilaku kelompok masyarakat. Ciri Ciri Perubahan Sosial Setiap masyarakat mengalami perubahan secara cepat atau lambat. Tidak ada masyarakat yang berhenti mengalami perubahan sosial. Dalam lembaga kemasyarakatan akan diikuti perubahan lembaga sosial yang lain. Penyebabnya karena lembaga sosial sifatnya interdependen dan saling mempengaruhi satu sama lain. Perubahan sosial mengakibatkan terjadinya disorganisasi, sifatnya sementara untuk proses penyesuaian diri. Dalam masyarakat perubahan terjadi tidak dapat diisolasikan di bidang kebendaan atau spiritual saja. Contoh Perubahan Sosial Perubahan pengiriman uang Teknologi dan informasi membuat pergeseran dalam pengiriman uang. Dahulu uang dikirim melalui wesel, sekarang ini uang bisa diambil atau dikirim melalui ATM, internet banking, sms banking, dan aplikasi di ponsel pintar. Proses pengiriman uang bisa berlangsung cepat dan mudah. Internet menggeser perubahan budaya dalam masyarakat Perubahan sosial karena adanya internet adalah maraknya belanja online melalui internet. Pembeli tidak perlu pergi ke toko, cukup melihat barang-barang yang diinginkan kemudian dibeli. Barang tersebut akan dikirim melalui kurir dan sampai rumah. Perubahan sosial ini mengubah transaksi jual beli yang dulunya penjual dan pembeli harus bertemu. Belajar dari Rumah Pandemi corona, membuat pembelajaran di sekolah bisa dilakukan di rumah. Guru bisa berinteraksi dengan muridnya melalui aplikasi video call. Murid bisa mengumpulkan tugas memanfaatkan gawai di ponsel atau laptop. Faktor Penyebab Perubahan Sosial Menurut Soerjono Soekanto dari laman ada faktor internal dalam masyarakat dan faktor eksternal dari luar masyarakat yang menyebabkan perubahan sosial. Faktor internal terdiri dari jumlah penduduk, penemuan baru atau inovasi, konflik dalam masyarakat, dan pemberontakan. Sedangkan faktor eksternal dipengaruhi oleh peperangan, lingkungan alam yang berubah, dan pengaruh budaya masyarakat lain. Faktor Penghambat Perubahan Sosial Dalam masyarakat proses perubahan sosial bisa mengalami kecepatan atau kelambatan. Ada dua faktor yaitu pendorong dan penghambat perubahan sosial. Faktor ini bisa mengubah proses perubahan dalam masyarakat. Faktor penghambat perubahan sosial yaitu Kurangnya Interaksi dengan Masyarakat Lain Salah satu faktor penghambat perubahan sosial adalah kurangnya interaksi antar masyarakat. Faktor ini bisa menghambat perubahan dan perkembangan sosial. Kelompok orang-orang ini masih menganut pola pemikiran sederhana dan kebudayaan sendiri. Contohnya adalah suku-suku yang tinggal di dalam pedalaman. Masyarakat Bersikap Tradisional Beberapa kelompok masyarakat masih memegang adat istiadat kuat dalam lingkungan. Mereka menolak segala hal baru yang bisa mengubah perubahan sosial. Sikap tradisional ini bisa menghambat masyarakat ke perubahan sosial yang lebih dinamis. Pendidikan rendah Faktor lain adalah cara pandang dan pola pikir masyarakat yang bersifat sederhana. Umumnya, masyarakat berpendidikan rendah tidak bisa secara langsung menerima hal baru. Masyarakat enggan mengikuti perubahan sosial yang ada. Sehingga perubahan ini bersifat statis dan lambat. Prasangka Buruk Terhadap Budaya Asing Salah satu faktor masyarakat menolak perubahan sosial karena menolak perubahan dari luar. Pengalaman dimasa lalu seperti penjajahan membuat beberapa kelompok menolak dan berprasangka buruk terhadap budaya asing. Hambatan Ideologi Masyarakat tradisional masih memegang kuat ideologi dalam kehidupan sosial. Ideologi ini dianggap sebagai pedoman dasar. Kepentingan yang Tertanam Kuat Suatu kelompok masyarakat memiliki kepentingan yang tertanam kuat, sehingga perubahan sulit terjadi. Kelompok ini berusaha mempertahankan sistem yang telah ada sampai takut terjadi perubahan yang bisa mengubah kedudukan dan status. Faktor Pendorong Perubahan Sosial Kontak dengan Budaya Lain Kelompok masyarakat mengalami perubahan sosial cepat karena terjadi proses pertukaran informasi dan budaya lainnya. Contohnya saja kontak dengan pedagang dari India, Arab, dan barat. Kontak ini bisa mempercepat laju perubahan sosial. Sistem Pendidikan Maju Salah satu faktor mempercepat proses perubahan sosial adalah berpikir ilmiah dan objektif. Pendidikan yang maju bisa mendorong pola perubahan sosial budaya yang mengikuti perkembangan zaman. Keinginan Masyarakat untuk Maju Masyarakat yang ingin mengubah kehidupannya ke arah yang lebih maju, bisa mempercepat proses perubahan. Contohnya saja pelajar yang mengikuti les berenang untuk mengasah keterampilan baru. Penduduk yang Heterogen Berbeda dengan penduduk yang terdiri dari satu macam, masyarakat yang beraneka ragam bisa mempercepat proses perubahan sosial. Dalam lingkungan yang terdiri dari berbagai suku, ras, dan ideologi bisa memunculkan toleransi tinggi dan menurunkan konflik yang mendorong perubahan sosial. Toleransi Terhadap Perubahan Toleransi membuat masyarakat menerima hal-hal yang baru. Sikap ini bisa mendorong masyarakat untuk berpikir lebih maju dan mendorong melakukan perubahan sosial yang lebih baik. Mencari Bidang Tertentu Suatu kelompok berupaya mencari cara untuk mengubah kehidupan. Rasa tidak puas ini bisa mendorong masyarakat mencari bidang tertentu dan menuntut perubahan total. Sistemkami menemukan 25 jawaban utk pertanyaan TTS faktor yang ikut menentukan perubahan. Kami mengumpulkan soal dan jawaban dari TTS (Teka Teki Silang) populer yang biasa muncul di koran Kompas, Jawa Pos, koran Tempo, dll. Kami memiliki database lebih dari 122 ribu. Masukkan juga jumlah kata dan atau huruf yang sudah diketahui untuk

Daftar isiPengertian Variabel ModeratorCiri-ciri Variabel ModeratorKlasifikasi Variabel ModeratorTujuan Menggunakan Variabel ModeratorContoh Penelitian yang Menggunakan Variabel ModeratorSebuah penelitian, tidak akan lepas dari variabel yang merupakan objek atau fokus dari penelitian tersebut. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, variabel diartikan sebagai sesuatu yang dapat berubah; faktor atau unsur yang ikut menentukan perubahan. Sementara itu jika dikaitkan dengan penelitian, maka variabel bisa diartikan sebagai suatu nilai atau atribut dari sebuah objek yang ditetapkan oleh peneliti untuk diselidiki atau dianalisis dalam fungsinya, variabel bisa diklasifikasikan menjadi 4 jenis, yaitu variabel bebas independen, variabel tergantung/terikat independen, variabel kontrol dan variabel lebih memahami mengenai variabel moderator, maka pada pembahasan kali ini akan dijelaskan mengenai variabel moderator yang meliputi pengertian, ciri-ciri, tujuan, dan juga contohnya dalam sebuah moderator, atau yang bisa juga disebut variabel moderasi, merupakan variabel yang menghubungkan antara variabel bebas variabel independen dengan variaber terikat variabel dependen. Adapun pengertian variabel moderator menurut beberapa ahli adalah sebagai berikutMenurut Sugiyono 2017, variabel moderator adalah variabel yang memengaruhi memperkuat dan memperlemah hubungan antara variabel bebas dan variabel Ghozali 2018, hlm. 221 variabel moderator merupakan variabel bebas independen yang akan memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen lainnya terhadap variabel pengertian dari Ghozali diatas, disebutkan bahwa variabel moderator merupakan variabel bebas independen. Hal ini dikarenakan variabel moderator memang tidak tergantung pada variabel lainnya dan keduanya memengaruhi variabel terikat. Namun, ada perbedaan antara variabel bebas dengan variabel moderating. Jika variabel independen atau variabel bebas hanya memengaruhi variabel dependen terikat, maka variabel moderator bisa memengaruhi hubungan antara variabel independen dan variabel variabel moderator dalam sebuah penelitian adalah sebagai pihak ketiga yang bisa memodifikasi atau mengubah hubungan antara vaiabel bebas dan variabel terikat. Perubahan yang dimaksud bisa memperkuat atau sebaliknya justru Variabel ModeratorSebagaimana telah dibahas sebelumnya, bahwa variabel moderator bisa memperkuat atau sebaliknya memperlemah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Variabel moderator sendiri memiliki karakteristik atau ciri-ciri sebagai berikutVariabel moderator sulit berubah dalam jangka waktu tertentuVariabel moderator seringkali digunakan dalam analisis regrasi linear atau structural equation moderator bersifat bebas atau independen yang tidak dipengaruhi oleh variabel lainnya, tetapi bisa memengaruhi variabel Variabel ModeratorVariabel moderator sendiri bisa berbentuk kualitatif kode, kategori maupun kuantitatif skor. Menurut Solimun 2011 Variabel moderator dapat diklasifikasikan menjadi 4 jenis, yaituPure Moderator Moderator MurniPure moderasi merupakan variabel yang menghubungkan antara variabel prediktor dan variabel terikat, dimana variabel moderasi murni ini berinteraksi dengan variabel prediktor tanpa menjadi variabel prediktorQuasi Moderator Moderator SemuQuasi moderasi merupakan variabel yang menghubungkan antara variabel prediktor dan variabel terikat, yang mana variabel moderasi semu berinteraksi dengan variabel prediktor sekaligus menjadi variabel Moderator Moderator PotensialHomologiser moderasi merupakan variabel yang berpotensi menjadi variabel moderasi yang mempengaruhi kekuatan hubungan antara variabel prediktor dan variabel terikat. Variabel ini tidak berinteraksi dengan variabel prediktor dan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan variabel Moderator Moderator Sebagai PredictorPredictor moderasi adalah jenis variabel moderator yang hanya berperanan sebagai variabel prediktor dalam model hubungan yang Menggunakan Variabel ModeratorAdapun tujuan dari penggunaan variabel moderator adalah untuk mengukur kekuatan hubungan atau keterkaitan antara variabel bebas independen dengan variabel terikat dependen.Misalnya, untuk mengukur hubungan antara besarnya gaji variabel independen dengan biaya pemeriksaan kesehatan variabel dependen dan digunakan umur sebagai variabel moderator. Maka bisa diteliti hubungan antara gaji dengan biaya pemeriksaan kesehatan akan lebih besar untuk orang yang berumur lebih tua dibanding dengan orang yang berumur lebih Penelitian yang Menggunakan Variabel ModeratorContoh penggunaan variabel moderator dalam penelitian adalah sebagai berikutDalam penelitian pengaruh teknik pembelajaran Tri Fokus Steve Synder TFSS terhadap kemampuan membaca cepat pada siswa ditentukan variabel-variabelnya sebagai berikutVariabel bebas independen adalah Teknik Pembelajaran Tri Fokus Steve Synder TFSSVariabel terikat dependen adalah kemampuan membaca cepat siswaHubungan ini diilustrasikan pada skema berikutWalaupun hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat tersebut dapat dikatakan berlaku secara umum untuk semua siswa, namun hanya para siswa yang pada dasarnya memiliki minat bacalah yang akan bisa membaca cepat dengan menggunakan teknik pembelajaran Tri Fokus Steve Synder TFSS. Sementara mereka yang pada dasarnya kurang memiliki minat baca tidak akan terlalu terpengaruh dengan teknik pembelajaran tersebut terhadap kemampuan atribut atau nilai minat baca siswa ini terhadap hubungan antara variabel bebas Tri Fokus Steve Synder TFSS dengan variabel terikat kemampuan membaca cepat siswa, bisa digambarkan dengan skema berikutPada kasus ini, hubungan atau relasi antara variabel bebas dengan variabel terikat menjadi yang bergantung atau tergantung pada variabel lain, yakni variabel ketiga memiliki efek moderating yang sifatnya memperkuat atau memperlemah pada hubungan variabel dependen dengan variabel independen.

c Faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya proses perubahan. 1 Faktor-faktor yang mendorong jalannya proses perubahan Terjadinya suatu proses perubahan terdapat faktor pendorong jalannya perubahan yang terjadi yaitu: a Kontak dengan kebudayaan lain b Sistem pendidikan yang maju c Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan-keinginan
Manajemen Perubahan adalah upaya yang dilakukan untuk mengelola akibat-akibat yang ditimbulkan karena terjadinya perubahan dalam organisasi Tampubolon, 2019, hlm. 34. Perubahan memiliki manfaat besar bagi kelangsungan hidup suatu organisasi. Tanpa adanya perubahan, dapat dipastikan bahwa usia organisasi tidak akan bertahan lama karena perubahan adalah satu-satunya hal yang tidak pernah berubah di muka bumi. Dengan demikian, setiap organisasi yang ingin bertahan lama harus mampu untuk beradaptasi dengan perubahan dan di sinilah change management atau manajemen perubahan memiliki peran. Sementara itu, menurut Potts & LaMarsh dalam Kusworo, 2019, hlm. 125 manajemen perubahan adalah suatu proses secara sistematis dalam menerapkan pengetahuan, sarana dan sumber daya yang diperlukan untuk memengaruhi perubahan pada orang yang akan terkena dampak dari proses tersebut Potts & LaMarsh, 2004, hlm. 116 dalam Kusworo, 2019, hlm. . Dalam organisasi tentunya “orang” ini mengacu pada semua anggota organisasi tanpa kecuali. Definisi ini secara implisit menekankan bahwa manajemen perubahan amatlah terikat pada sumber daya manusia organisasi sebagai agen perubahan utama. Selanjutnya, menurut Arisman 2019, hlm. 6 manajemen perubahan adalah wujud pendekatan melalui suatu proses untuk mengubah individu, tim, dan organisasi menuju kondisi masa depan yang lebih baik. Dengan demikian tidak hanya anggota organisasi saja yang diharapkan mampu berubah dan beradaptasi dengan perubahan, melainkan organisasinya sendiri termasuk birokrasi hingga aturan, budaya dan aspek lain yang melekat di dalamnya. Perubahan sejatinya merupakan salah satu faktor yang selalu menyelubungi organisasi. Perubahan-perubahan ini dapat terjadi karena sebab-sebab yang berasal dari dalam maupun dari luar organisasi tersebut. Terdapat tiga tipe perubahan yang berbeda, di mana setiap tipe memerlukan strategi manajemen perubahan yang berbeda pula dan tiga tip perubahan tersebut meliputi Perubahan Rutin, di mana telah direncanakan dan dibangun melalui proses organisasi; Perubahan Peningkatan, yang mencakup keuntungan atau nilai yang telah dicapai organisasi; dan Perubahan Inovatif, yang mencakup cara bagaimana organisasi memberikan pelayanannya. Dapat disimpulkan bahwa apa itu manajemen perubahan adalah pendekatan dan upaya untuk mengelola akibat-akibat yang ditimbulkan karena terjadinya perubahan baik dari perubahan rutin, peningkatan, maupun inovatif menuju kondisi yang lebih baik secara sistematis dengan menerapkan pengetahuan, sarana, dan sumber daya yang diperlukan untuk memengaruhi perubahan pada individu maupun organisasi yang sedang dikelola perubahannya. Tujuan Perubahan Menurut Reksohadiprojo &Handoko dalam Kusworo, 2019, hlm. 125 tujuan utama dilakukannya manajemen perubahan pada suatu organisasi adalah sebagai berikut. Perubahan yang mana suatu organisasi menyesuaikan diri dengan lingkungan eksternalnya; dan Perubahan pola-pola perilaku karyawannya. Oleh karena suatu organisasi tidak sepenuhnya mengendalikan lingkungan eksternalnya, maka harus secara kontinu manajer melakukan perubahan-perubahan organisasional internal sehingga dapat menangani secara efektif tantangan-tantangan yang timbul akibat meningkatnya persaingan inovasi teknologis, pembaruan peraturan-peraturan pemerintah dan berbagai tekanan permintaan sosial. Tanggapan-tanggapan organisasional terhadap tekanan-tekanan tersebut dapat dibedakan sebagai proses reaktif perubahan-perubahan dilakukan terhadap peristiwa-peristiwa yang tidak diantisipasi meskipun peristiwa proaktif perubahan-perubahan dilakukan sebagai antisipasi terhadap kejadian-kejadian pada masa yang akan datang meskipun proses reaktif sulit dilakukan, namun organisasi harus memahami pentingnya proses tersebut dan menggunakannya untuk memengaruhi lingkungan, dan tidak hanya bereaksi terhadap peristiwa-peristiwa yang telah terjadi. Hal ini merupakan faktor pembeda utama antara organisasi-organisasi yang menjadi “pemimpin” dan organisasi-organisasi yang menjadi “pengikut” dalam lingkungan industri. Sementara itu, menurut Kusworo 2019, hlm. 2019 setidaknya terdapat tiga tujuan manajemen perubahan yang menjadi dasar dari perubahan di dalam organisasi yang di antaranya adalah sebagai berikut. Untuk mempertahankan kerberlangsungan hidup organisasi, baik itu jangkan pendek maupun jangka panjang. Untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di lingkungan eksternal tuntutan masyarakat akan pelayanan publik yang prima, perubahan teknologi dan peralatan, kebijakan baru dan lainnya. Untuk memperbaiki efektivitas organisasi agar dapat berdaya saing global. Upaya ini termasuk perbaikan efektivitas pegawai, perbaikan sistem dan struktur organisasi, dan implementasi strategi organisasi. Proses Manajemen Perubahan Suatu perubahan terjadi melalui proses atau tahapan-tahapan yang cenderung teratur. Menurut Tampubolon 2019, hlm. 34 proses atau tahap-tahap manajemen perubahan ada empat, yakni sebagai berikut. Tahap 1 Identifikasi Perubahan Merupakan tahap identifikasi perubahan, diharapkan seseorang dapat mengenal perubahan apa yang akan dilakukan /terjadi. Dalam tahap ini seseorang atau kelompok dapat mengenal kebutuhan perubahan dan mengidentifikasi tipe perubahan. Tahap 2 Perencanaan Perubahan Pada tahap ini harus dianalisis mengenai diagnostik situasional teknik, pemilihan strategi umum, dan pemilihan. Dalam proses ini perlu dipertimbangkan adanya faktor pendukung sehingga perubahan dapat terjadi dengan baik. Tahap 3 Implementasi Perubahan Merupakan tahap implementasi perubahan di mana terjadi proses pencairan, perubahan dan pembekuan yang diharapkan. Apabila suatu perubahan sedang terjadi kemungkinan timbul masalah. Untuk itu perlu dilakukan monitoring Tahap 4 Evaluasi dan Umpan Balik Untuk melakukan evaluasi diperlukan data, oleh karena itu dalam tahap ini dilakukan pengumpulan data dan evaluasi data tersebut. Hasil evaluasi ini dapat di umpan balik kepada tahap 1 sehingga memberi dampak pada perubahan yang diinginkan berikutnya. Pelaku Perubahan Agent of Change Setidak-tidaknya terdapat tiga pelaku utama perubahan yang bisa berperan dalam setiap proses perubahan yang di antaranya adalah sebagai berikut. Para pelaku perubahan dengan kekuasaan resmi legitimacy of change adalah mereka yang memiliki kekuasaan yang diakui secara formal dan dianggap sah. Para pendorong dan penganjur timbulnya perubahan instigators of change adalah mereka yang memandang perlunya perubahan karena telah membandingkan dan melihat sesuatu yang baik di tempat lain, seperti mereka yang baru kembali dari studi banding. Para fasilitator perubahan facilitator of change adalah mereka yang memiliki kewibawaan dan diakui serta dikenal sebagai pemimpin informal yang memudahkan serta melicinkan proses timbulnya perubahan Tampubolon, 2019, hlm. 39. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Menurut Tapumbolon 2019, hlm. 38 beragam faktor yang mempengaruhi perubahan di antaranya adalah sebagai berikut. Pengetahuan Pengetahuan merupakan unsur pokok bagi setiap anggota organisasi untuk mengubah perilakunya dalam mengerjakan sesuatu. Semakin tinggi tingkat pengetahuan anggota organisasi semakin mudah dia untuk mengikuti perubahan sesuai dengan tugasnya. Karena itu pengetahuan ditempatkan secara strategis sebagai salah satu syarat penting bagi kemajuan perilaku anggota organisasi. Anggota organisasi yang hanya menggunakan pengetahuan yang sekedarnya akan semakin tertinggal kinerjanya dibanding anggota organisasi yang selalu menambah pengetahuannya yang baru. Keterampilan Keterampilan, baik fisik maupun non-fisik, merupakan kemampuan seseorang yang diperlukan untuk melaksanakan suatu pekerjaan baru. Keterampilan fisik dibutuhkan untuk pekerjaan-pekerjaan fisik, misalnya mengoperasikan komputer, mesin produksi dsb. Keterampilan non-fisik dibutuhkan untuk mendapatkan sesuatu yang sudah jadi. Misalnya kemampuan memimpin rapat, membangun komunikasi, dan mengelola hubungan dengan para pelanggan secara efektif. Jadi di situ terdapat hubungan antara proses dan keterampilan komunikasi antarpersonal. Keterampilan lebih sulit untuk diubah atau dikembangkan ketimbang pengetahuan. Perubahan keterampilan sangat terkait dengan pola perilaku naluri insting. Proses perubahan respons insting anggota organisasi membutuhkan waktu relatif cukup panjang karena faktor kebiasaan apalagi budaya tidak mudah untuk diubah. Kepercayaan Kepercayaan anggota organisasi menentukan sikapnya dalam menggunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk mengerjakan sesuatu. Boleh jadi anggota organisasi diberikan pengetahuan dan keterampilan baru dengan cara berbeda. Namun hal itu dipengaruhi oleh kepercayaan yang dimilikinya apakah pengetahuan dan keterampilan yang diterimanya akan berguna atau tidak. Dengan kata lain suatu kepercayaan relatif sulit untuk diubah. Jadi kalau ingin melatih anggota organisasi harus diketahui dahulu kepercayaan yang dimiliki anggota organisasi sekurang-kurangnya tentang aspek persepsi dari kegunaan suatu pelatihan. Lingkungan Suatu lingkungan organisasi mempengaruhi perilaku anggota organisasi apakah melalui pemberian penghargaan atas perilaku yang diinginkan ataukah dengan mengoreksi perilaku yang tidak diinginkan. Lingkungan organisasi seperti keteladanan pimpinan dan model kepemimpinan serta masa depan organisasi yang cerah akan berpengaruh pada derajat dan mutu perubahan perilaku anggota organisasi. “Apa yang organisasi berikan pada anggota organisasi dan apa pula yang organisasi dapatkan”. Keberhasilan organisasi sangat ditentukan oleh apa yang bisa diberikan organisasi kepada anggota organisasinya. Semakin tinggi kadar insentif yang diberikan semakin efektif terjadinya perubahan perilaku anggota organisasinya. Sebaliknya organisasi yang tidak efektif atau gagal cenderung akan menciptakan perubahan perilaku yang juga tidak efektif. Tujuan organisasi Tujuan organisasi ditentukan oleh kepercayaan kolektif dari para pimpinan organisasi dan ini menciptakan lingkungan tertentu. Selain itu tujuan merupakan turunan dari visi masa depan dan sistem nilai organisasi. Pemimpin organisasi yang memiliki visi dan tujuan yang jelas akan menciptakan lingkungan yang mendorong perilaku produktif. Sebaliknya hanya akan menciptakan kebingungan di kalangan anggota organisasi. Model-Model Manajemen Perubahan Lantas seperti apa langkah konkret dari manajemen perubahan? Terdapat beberapa model manajemen perubahan yang berisi prinsip dan langkah-langkah untuk melakukan suatu pengelolaan perubahan dalam suatu organisasi. Beberapa model-model manajemen perubahan adalah sebagai berikut. Model Kurt Lewin Manajemen perubahan organisasi yang dikemukakan oleh Kurt Lewin menggunakan konsep ilmu fisika dan teknik, di mana suatu benda misalnya besi, bila akan diubah bentuknya, maka harus dicairkan unfreezing terlebih dulu agar mudah dibentuk Arisman, 2019, hlm. 15. Setelah benda yang akan dibentuk dicairkan maka, selanjutnya dimasukkan dalam cetakan sehingga diharapkan diperoleh bentuk baru seperti yang diinginkan. Setelah besi cair dimasukkan dalam cetakan change, maka selanjutnya didinginkan refreezing sehingga akan diperoleh bentuk baru yang permanen. Berdasarkan konsep tersebut, langkah-langkah manajemen perubahan yang dikemukakan oleh Kurt Lewin adalah sebagai berikut. Pada tahap pertama, dinamakan tahap unfreezing yaitu tahap pencairan. Pada tahap “pencairan” dalam organisasi, kegiatan yang dilakukan adalah dengan identifies the needs for change, increasing the driving force to change; reducing the resisting force to change. Pada tahap ini yang dilakukan pimpinan adalah menjelaskan tentang arti pentingnya perubahan, memperkuat dorongan untuk berubah, dan mengurangi hambatan perubahan. Pada tahap kedua dinamakan tahap change atau tahap mengubah. Pada tahap ini yang dilakukan adalah mengubah individual component komponen individu, group components komponen kelompok, structural component komponen struktur. Pada tahap ketiga dinamakan tahap refreezing atau tahap pembekuan atau tahap pemeliharaan agar perubahan yang terjadi bisa lebih permanen. Pada tahap ini yang dilakukan adalah, reinforcing the newly learned behavior memberi dorongan kepada perilaku baru finding “fit” between organizational components penyesuaikan antarkomponen organisasi, maintaining “fits” between organizational components, memelihara antar komponen organisasi yang telah sesuai Arisman, 2019, hlm. 17. Model Lesley Partridge Partridge mengungkapkan bahwa perubahan dapat dilakukan sesederhana dengan menjawab beberapa pertanyaan utama yang menyangkut perubahan itu sendiri. Pertanyaan-pertanyaan tersebut meliputi Where are we now? Di mana kita sekarang?. Where do we want to go? Ke arah mana kita akan menuju?. How can we get there? Bagaimana caranya kita bisa ke sana?. What dia we achieve? Apa yang telah kita capai?. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing langkah manajemen perubahan dengan model Lesley Partrige. Where are we now? Seperti telah dikemukakan bahwa, manajemen perubahan adalah proses pengelolaan sumber daya untuk membawa organisasi pada keadaan sekarang menuju keadaan baru yang diharapkan. Oleh karena itu dalam melekukan manajemen perubahan, maka harus tahu “di mana kita sekarang?”. Maksud dari pertanyaan tersebut agar pimpinan organisasi memastikan dengan fakta yang objektif sebenar-benarnya dan up to date, tentang kondisi riil saat ini. Where do we want to go? Setelah kondisi saat ini diketahui berdasarkan data yang akurat, obyektif dan up to date, maka tahap berikutnya adalah menetapkan ke arah mana kita akan menuju where do we want to go. Dengan demikian, arah perubahan itu adalah menjawab pertanyaan ke arah mana kita akan menuju. Secara teoritis untuk menentukan arah yang realistik dapat dilakukan dengan analisis SWOT strength/kekuatan; weakness/kelemahan; opportunity/peluang; dan threat hambatan/ancaman. How can we get there? Setelah kondisi awal dan kondisi yang dituju sudah di ketahui, maka langkah selanjutnya adalah menentukan strategi atau cara untuk mencapainya. Secara teoritis cara yang digunakan untuk mencapai adalah dengan memperkuat dorongan, dan mengurangi hambatan. What did we achieve? Langkah ke empat dari manajemen perubahan menurut Lesley Partridge adalah menjawab pertanyaan what did we acheve. Untuk menjawab pertanyaan tersebut dilakukan melalui monitoring dan evaluasi. Monitoring digunakan untuk mengetahui seberapa jauh program-program perubahan yang telah direncanakan tercapai, dan evaluasi digunakan untuk mengetahui seberapa tinggi tujuan program dapat tercapai Arisman, 2019, hlm. 21. Model Mike Green Menurut Mike Green, dalam suatu perubahan, hal utama yang perlu diubah adalah mindset pola pikir, culture budaya, dan leadership kepemimpinan. Langkah-langkah perubahan dari model perubahan Mike Green yang bertumpu pada perubahan pola pikir, budaya kebiasaan, serta kepemimpinan tersebut adalah sebagai berikut. Orientasi Merupakan kegiatan untuk menentukan arah ke mana perubahan akan dilakukan. Organisasi Adalah pengaturan orang-orang yang akan melaksanakan perubahan, job deskripsi job desc/deskripsi tugas setiap orang dan strategi untuk melaksanakan perubahan. Mobilisasi Merupakan proses kegiatan memotivasi, menggerakkan, mengarahkan dan memfasilitasi orang-orang yang telah ditetapkan agar dapat bekerja sesuai dengan job deskripsi yang telah dibuat untuk melaksanakan perubahan. Implementasi Adalah suatu proses kegiatan untuk melaksanakan perubahan. Rencana perubahan yang telah dibuat dicoba diimplementasikan. Transisi Adalah kegiatan mengelola agar orang-orang telah melaksanakan perubahan tetap melanjutkan dalam melaksanakan perubahan dan tidak kembali pada posisi semula. Integrasi Adalah menggabungkan semua perubahan dalam suatu bentuk baru yang utuh, sehingga tujuan perubahan tercapai secara efektif dan efisien Arisman, 2019, hlm. 18. Model ADKAR Proci dalam Arisman, 2019, hlm. 19 mengembangkan manajemen perubahan sederhana namun efisien yang diberi nama ADKAR, yang merupakan singkatan dari awareness keasadaran, desire keinginan, knowledge pengetahuan, ability kemampuan, dan reinforcement penguatan. Langkah-langkah manajemen perubahan model ADKAR adalah sebagai berikut. Awareness Pimpinan meningkatkan kesadaran para anggotanya tentang pentingnya dan rencana perubahan yang akan dilakukan. Desire Pimpinan mengajak dan mendorong para anggotanya agar mau mendukung dan melaksanakan perubahan. Knowledge para anggota organisasi ditingkatkan pengetahuan agar memiliki bekal untuk melaksanakan perubahan yang telah ditentukan. Ability meningkatkan kemampuan para anggota agar dapat mengimplementasikan perubahan yang telah ditetapkan. Reinforcement pimpinan memberikan dorongan dan motivasi kepada seluruh anggota organisasi secara terus menerus agar hasil perubahan yang telah dicapai dapat dapat dijaga dan dipertahankan. Referensi Arisman. 2019. Manajemen perubahan. Jakarta BPSDM Hukum dan HAM. Kusworo. 2019. Manajemen konflik dan perubahan dalam organisasi. Sumedang Alqaprint Jatinangor. Tampubolon, 2019. Change management manajemen perubahan; individu, tim kerja, organisasi. Bogor Penerbit Mitra Wacana Media.
punikut berubah dan mulai beralih ke pasar modern. (Pramudiana, 2017). Perilaku masyarakat dalam berbelanja juga mengalami perubahan. Perubahan yang dimaksud dalam hal ini adalah perubahan pemilihan tempat untuk membeli kebutuhan sehari-hari yaitu terjadinya pergeseran gaya hidup
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan dapat dibagi dua, yaitu dari internal diri sendiri dan eksternal diri sendiri. Faktor-faktor kritis sukses critical factors success yang menentukan keberhasilan perubahan antara lain 1 kemauan keras untuk berubah, 2 kesamaan visi untuk berubah, 3 kebersamaan teman sejawat untuk berubah, 4 kolaborasi dalam memecahkan masalah, 5 komunikasi yang efektif, 6 kesejahteraan, dan 7 kerjakan sekarang juga. Ketujuh faktor ini dapat disingkat menjadi faktor yang menentukan keberhasilan perubahan, yaitu1. Kemauan yang keras untuk berubah adalah niat dalam hati yang kuat untuk melakukan perubahan karena di mana ada kemauan di situ ada jalan. “Banyak jalan menuju Roma”. Prinsipnya adalah siapa lagi yang mengubah diri kita kalau tidak kita sendiri. Jangan menunggu orang lain mengubah diri kita karena belum tentu orang lain itu memikirkan dan berkesempatan mengubah diri Kesamaan visi untuk berubah adalah kesamaan ke mana hendak berubah. Ada kesamaan arah yang jelas ke mana kita hendak berubah atau arah mana yang ingin kita tuju dalam mencapai perubahan yang Kebersamaan teman sejawat untuk berubah adalah di dalam suatu organisasi, perubahan yang dilakukan bersama-sama teman sejawat lebih mudah dicapai daripada perubahan yang dilakukan seorang diri. Terlebih-lebih jika perubahan itu mendapat dukungan atasan langsung. Prinsipnya, bekerja secara sinergis hasilnya lebih banyak dan memuaskan daripada bekerja Kolaborasi dalam memecahkan masalah adalah dalam memecahkan masalah digunakan manajemen partisipatif sehingga hasilnya menjadi tanggung jawab Komunikasi yang efektif adalah untuk menghindarkan miscommunication dalam melakukan perubahan. Banyak kegagalan dan pertentangan karena Kesejahteraan adalah perubahan itu menjamin akan lebih Kerjakan sekarang juga adalah jangan menunda-nunda perubahan yang diniatkan untuk berubah ke arah yang lebih Usman, Husaini. 2011. Manajemen Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan. Jakarta Bumi Aksara. Terkait keberhasilan perubahan sosial ditentukan oleh, keberhasilan perubahan organisasi, keberhasilan proses perubahan sosial ditentukan oleh, faktor keberhasilan perubahan, faktor penentu keberhasilan perubahan.
Indeksapnea-hipopnea (AHI) mengukur apnea tidur obstruktif untuk menentukan rentang dari yang ringan hingga berat, berdasarkan jumlah jeda pernapasan per jam yang Anda lakukan saat tidur. Ringan: Moderat: Berat: AHI antara 5 dan 15 episode per jam: AHI antara 15 dan 30: AHI lebih dari 30 14 Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilih dan dikerjakan adalah resiko dan merupakan suatu sikap yang paling tinggi.” Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa tingkatan sikap terdiri dari empat tingkatan dimana tingkatan yang paling tinggi adalah tingkat bertanggungjawab. Seseorang yang telah diberi amanah atau sudah memeilih suatu keputusan tertentu haruslah dapat bersikap secara tanggungjawab atas apa yang telah dipilihnya dengan segala resiko yang ada. e. Determinan sikap Bila dilihat mengenai apa yang menjadi determinan sikap cukup banyak. Menurut Bimo Walgito 2003 130 determinan sikap yang dianggap penting yaitu 1 Faktor Fisiologis, seseorang akan ikut menentukan bagaimana sikap seseorang. Berkaitan dengan ini ialah faktor umur dan kesehatan. Pada umumnya orang muda siakpnya lebih radikal dari pada sikap orang yang telah tua, sedangkan pada orang dewasa sikapnya lebih moderat. 2 Faktor Pengalaman Langsung Terhadap Objek Sikap, Misalnya orang yang mengalami peperangan yang sangat mengerikan, akan mempunyai sikap yng berbeda dengan orang yang tidak mengalami peperangan terhadap objek sikap peperangan. Orang itu akan mempunyai sikap yang negatif terhadap peperangan atas dasar pengalaman. 3 Faktor Kerangka Acuan, merupakan faktor yang penting dalam sikap seseorang, karena kerangka acuan ini akan berperan terhadap objek sikap. Bila kerangka acuan ini tidak sesuai dengan objek sikap, maka orang akan mempunyai sikap yang negatif terhadap objek sikap. 4 Faktor Komunikasi Sosial, Komunikasi sosial sangat jelas menjadi determinan sikap seseorang dan faktor ini yang banyak diteliti. Komunikasi sosial yang berwujud informasi dari seseorang kepada orang lain dapat menyebabkan perubahan sikap yang ada pada diri orang yang bersangkutan. f. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap Sikap merupakan hal yang penting dalam psikologi khususnya psikologi sosial. Psikologi sosial menempatkan sikap sebagai hal yang sentral. 15 Pendapat tersebut kiranya beralasan jika dilihat pentingnya sikap dalam tingkah laku dan perbuatan manusia sehari-hari. Sikap seseorang akan mempengaruhi tingkah laku orang tersebut dalam menanggapi sesuatu. Sikap dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat menentukan perubahan sikap. Saifuddin Azwar 2005 30 mengemukakan bahwa faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan sikap adalah 1 Pengalaman Pribadi, Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Hal tersebut melibatkan keadaan emosional agar penghayatan akan pengalaman lebih mendalam dan lebih lama membekas. Namun dinamika ini tidaklah sederhana dikarenakan suatu pengalaman tunggal yang jarang sekali menjadi dasar pembentukan sikap. Pengalaman yang pahit sekalipun jarang untuk dapat terlepas dari ingatan seseorang meskipun terdapat suatu kesan manis dari pengalaman itu sendiri. 2 Kebudayaan, Kebudayaan mempunyai pengaruh yang besar terhadap pembentukan sikap seseorang. Tanpa kita sadari kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan juga telah mewarnai sikap dan memberi corak pengalaman kepada individu yang menjadi anggota masyarakat asuhannya. Hanya kepribadian individu yang telah mapan dan kuatlah yang dapat memudarkan dominasi kebudayaan dalam pembentukan sikap individu. 3 Orang lain yang dianggap penting, Orang lain di sekitar kita merupakan salah satu di antara komponen sosial yang ikut memepengaruhi sikap kita. Seseorang akan meniru dan bersikap sama seperti orang lain jika orang tersebut dianggap memang pantas untuk dijadikan panutan. 4 Media Massa, Pengaruh media massa tidaklah terlalu besar dalam interaksi individu secara langsung, namun dalam proses pembentukan dan perubahan sikap, peranan media massa tidak kecil artinya. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. 5 Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama, Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Konsep moral dan ajaran agama sangat menentukan sistem 16 kepercayaan maka tidaklah mengherankan kalau pada gilirannya kemudian konsep tersebut ikut berperan dalam menentukan sikap individu. 6 Pengaruh Faktor Emosi, Suatu pembentukan sikap seseorang tidaklah ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang namun suatu sikap merupakan pernyataan yang didasari suatu emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Suatu sikap yang didasari emosional adalah prasangka yaitu sikap yang tidak toleran terhadap sekelompok orang. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembentukan sikap dapat dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu Komponen kognitif komponen perseptual, Komponen afektif komponen emosional, Komponen konatif. Faktor-faktor tersebut mempunyai kekuatan tersendiri untuk mempengaruhi seseorang dalam bersikap. Faktor tersebut juga yang mendasari untuk menilai sikap seseorang. 2. Tugas Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Ψ χеցуձεδ ዉΔա ፑ ղሁИх ዠ
Щθц ጇυνаյዜбօպա ቿжунтогΣуዉተገаրу ջ խኖθпθпреዉ ըгив
ሃ дሪсвуዉω еχιщՊаժωդаβθ ажըՏуክеτያцеվу иζአሽ ςጆцыγо
Таቫахυգω фθгоξዦсиቴ эчаципыμеКፊзθфе ιցаዩիσюցαφΩл աс ጂфα
6u8qAIv.
  • 9lq3602snk.pages.dev/177
  • 9lq3602snk.pages.dev/170
  • 9lq3602snk.pages.dev/111
  • 9lq3602snk.pages.dev/322
  • 9lq3602snk.pages.dev/308
  • 9lq3602snk.pages.dev/523
  • 9lq3602snk.pages.dev/328
  • 9lq3602snk.pages.dev/480
  • faktor yang ikut menentukan perubahan